Sabtu, 08 Maret 2014 1 komentar

Mari Bicara Rindu

Mari kita bicara rindu. Rindu, aku pernah mengucapkannya, dalam artian aku merindu, bukan aku dirindu. Banyak yang mengatakan dalam bahasa tubuhnya, rindu itu lelucon. lelucon yang syarat akan memandang sebelah mata. Contohlah seorang teman mengucapkan 'aku kangen kalian, ayo kita main.' Tak jarang hanya mengacuhkannya saja.

Bicara rindu dalam artian aku merindu. Dalam 'kata' ini, biarlah rindu mewujud pada sebuah pengharapan. Hidup dalam keinginan yang harus diberikan. Ketika rindu itu bisa kita berikan, kelak yang dirindu akan datang memberikan kerinduan yang mereka harapkan.

Kalian, entah siapa. Aku bisa menebak, ketika membaca ini, kalian pasti sedang merindu. 


Merindulah kawan, pada apapun yang kalian harapkan. Bahasa tubuh kalian tak bisa menipu. Rasa selalu bisa menyibak dibalik kekokohan yang berusaha kalian dirikan. Sampaikanlah rindu dalam bahasa-bahasa yang kalian pahami. Bahasa rindu tak hanya satu. Bahasa rindu itu bebas, baku untuk yang saling memahami.

Tempo ini, aku merindu. Pada kawan-kawan yang hidup pada sebuah perjalanan. Perjalanan waktu yang menuntut untuk terus maju. Kawan-kawan yang sejatinya hidup seiring berpaut dalam merindu.


 
;