Rabu, 08 Oktober 2014 0 komentar

Sederhana

Bisakah kita menjadi sederhana tanpa perlu membias?

Malam-malam yang ramah bagai rumah sang jiwa. Tentang rongga dada yang semakin menyesak. Menuntut kembali pulang.
Maukah kamu membukakannya? Ruang-ruang yang ingin disinggahi sebagai sandaran ternyaman.

Bisakah kita menjadi sederhana? menjadi langkah-langkah yang seringan angin. Menari dalam purnama.

Selasa, 07 Oktober 2014 0 komentar

Menunggu waktu

Kabut putih mulai turun ke lembah
Dituainya embun tanpa takaran
Ia lembut merambat halus pada sela-sela dedaunan

Bunga-bunga merekah pada keheningan dini hari
Harumnya semerbak menyebar terbawa angin
Membawa kenangan akan aroma parfummu

Malam kian terjaga, merangkum rindu pada sang fajar
Begitulah rinduku, ia akan hadir menunggu waktu
Biarlah sang fajar menyampaikannya padamu, Jingga

Sabtu, 04 Oktober 2014 0 komentar

Hitam putih

Berbeda adalah cara kamu memberikan nama atas keindahan kuasa Tuhan. Ia hadir dalam setiap sisi kehidupan. Namun apakah kamu lebih memilih suka untuk terus berusaha dalam perbedaan atau kah kamu menyerah lantas mengalir dalam warna yang kamu anggap sama denganmu? Itu adalah sebuah pilihan.

Perbedaan sejatinya memberikan ketegasan untuk kita dapat mengenali diri sendiri sebaik mungkin. Memperbaiki diri sendiri merupakan kewajiban kita masing-masing bukan? untuk melangkah lebih jauh ke depan, berdampingan. Andai saja ruang dan waktu memberikan kita kesempatan untuk saling memahami, pastilah senyuman tetap terlukis. Kita akan menuai kesejatian dalam titik equilibrium kehidupan.

Hitam putih menjadi kisah. Melengkapi hidup seutuhnya.

Kamu, kabarmu bagaimana? Aku tetap masih manusia, sama juga denganmu.

Rabu, 01 Oktober 2014 0 komentar

Terang

Jingga, gadis ini duduk memandangi langit-langit penuh bintang. ia bermetamorfosa menjadi putri ketika diam sembari senyum memandangi langit. Tak terpikirkan olehnya tingkah orang-orang disekitarnya. Dan yang diinginkannya adalah bintang untuk menemani malamnya.
Angin yang berlalu, namun tidak semua berlalu. Ia dalam kenangan. Ia menetap, mencari cahayanya yang terang. Cahaya bintang yang akan menunjukkan padanya arah jalan pulang. Cerahnya langit malam seakan mampu membuatnya terang. 
Semoga dikuatkan langkahnya menuju pulang. Cahaya bintang yang tak akan pernah sirna. Arah pulang yang sama dengan rasa. 
 
;