"Kala hati memilih disaat yang tidak tepat. Pasrah sama hati saja, nanti juga ada jawabannya. Kan perjalanan hidup, mengalirlah, tapi mengalir dengan tujuan."
Sering dari kita bertanya tentang perasaan yang sedang dialami. Kita inginkan segera jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari perasaan. Ada yang yakin, tak sedikit yang ragu. Kita mengira-ngira adakah benar yang kita rasakan. Yang awalnya ragu kemudian diyakinkan, sebaliknya yang yakin kemudian meragu.
Perasaan itu paradoks sempurna. Ia bekerja dalam dimensi yang berkaitan satu sama lainnya. Oleh karenanya, ia yang merasa ragu terhadap perasaanya sebenarnya ragu tentang dirinya. Ragu untuk meyakini diri bisa menerima perasaan tersebut. Karena perasaan itu ada akibat stimulus yang diproses oleh diri.
Pasrah. Kata yang aku katakan. Jikalau kalian pasrah, menerima segala bentuk rasa, ku yakini kalian akan pahami. Kemudian dapat mengendalikan perasaan itu. Karena rasa yang kita terima adalah anugerah. Rasa itu ada untuk kita.Untuk kita pahami dan kita syukuri.
Bersyukurlah kita dititipkan perasaan-perasaan semacam itu oleh Allah.